Sabtu, 19 April 2014

Episode RABU


Episode Rabu, 19 Oktober 2011


Hari ini, Mardi pertama kali mengikuti BBM di Sumbermiri. Setelah sembuh dari gelaja typus dan diare selama seminggu, dan mengatur jadwal mengajarnya, dia akhirnya bisa berangkat ke Sumbermiri. Sempat beberapa kali lupa arah belok ke sumbermiri, tapi akhirnya dia (bersama kita) sampai juga sebelum jam 2 siang di balai desa Sumbermiri.
Hari ini, murid yang BBM juga bertambah. Ada Santi kelas 4, ada Yoga kelas 6, ada Rizki kelas 1, dan ada anak-anak dari desa tetangga sumbermiri yang juga ikut, mereka Silvi, Dwi, Atik, Danang, Dita, Putero, Feri, Deni, dan Dimas yang berasal dari Desa Suruh dan Bendo Rayut. Kedua desa itu berada “benar-benar” di tengah hutan. Jumlah KK di masing-masing desa itu tidak sampai 30. (Penasaran mau berkunjung…)
Dengan tingkat kesulitan dalam menyambangi balai desa Sumbermiri, sebenarnya anak-anak dari dua desa itu, kami maklumi jika tidak mengikuti BBM, ya…sesanggup mereka sajalah untuk hadir dalam BBM. Mereka mau bergabung pun, walau tidak hadir rutin, kami sangat syukuri.
Entah mengapa, aku merasakan gejolak seperti orang jatuh cinta, setiap kali memikirkan anak-anak itu. Aku merindukan saat-saat bertemu mereka, merindukan tertawa lepas bersama mereka, merindukan “kenakalan dan keliaran” mereka, usilnya, guyonannya…dan panggilan mereka:…”bunda…bunda…”… (oalah..*melow.com)
Hari ini agak terharu mendengar suara adzan yang dilantunkan anak-anak itu…hmmm…siapa ya? Dimas, ataukah Ribut?? Yang jelas selama ini, menurut Indah, adzan jarang dikumandangkan di masjid tersebut, dan anak-anak ini, setiap kali MAIL berkunjung untuk BBM, setiap waktu Ashar mengumandangkan adzan secara bergantian. Tak apalah, minimal seminggu dua kali dan setiap ashar dulu. Insya ALLAH jika kami bisa mendirikan SMP di sana, kami upayakan dzuhur juga rutin berkumandang adzan dan sholat berjama'ah... (Amiin ya ALLAH, Taqobbal du’anaa…)
(wanna CRY. Com.....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar