Episode Rabu, 19 Oktober 2011
Hari
ini, Mardi pertama kali mengikuti BBM di Sumbermiri. Setelah sembuh
dari gelaja typus dan diare selama seminggu, dan mengatur jadwal
mengajarnya, dia akhirnya bisa berangkat ke Sumbermiri. Sempat beberapa
kali lupa arah belok ke sumbermiri, tapi akhirnya dia (bersama kita)
sampai juga sebelum jam 2 siang di balai desa Sumbermiri.
Hari
ini, murid yang BBM juga bertambah. Ada Santi kelas 4, ada Yoga kelas
6, ada Rizki kelas 1, dan ada anak-anak dari desa tetangga sumbermiri
yang juga ikut, mereka Silvi, Dwi, Atik, Danang, Dita, Putero, Feri,
Deni, dan Dimas yang berasal dari Desa Suruh dan Bendo Rayut. Kedua desa
itu berada “benar-benar” di tengah hutan. Jumlah KK di masing-masing
desa itu tidak sampai 30. (Penasaran mau berkunjung…)
Dengan
tingkat kesulitan dalam menyambangi balai desa Sumbermiri, sebenarnya
anak-anak dari dua desa itu, kami maklumi jika tidak mengikuti BBM,
ya…sesanggup mereka sajalah untuk hadir dalam BBM. Mereka mau bergabung
pun, walau tidak hadir rutin, kami sangat syukuri.
Entah
mengapa, aku merasakan gejolak seperti orang jatuh cinta, setiap kali
memikirkan anak-anak itu. Aku merindukan saat-saat bertemu mereka,
merindukan tertawa lepas bersama mereka, merindukan “kenakalan dan
keliaran” mereka, usilnya, guyonannya…dan panggilan
mereka:…”bunda…bunda…”… (oalah..*melow.com)
Hari
ini agak terharu mendengar suara adzan yang dilantunkan anak-anak
itu…hmmm…siapa ya? Dimas, ataukah Ribut?? Yang jelas selama ini, menurut
Indah, adzan jarang dikumandangkan di masjid tersebut, dan anak-anak
ini, setiap kali MAIL berkunjung untuk BBM, setiap waktu Ashar
mengumandangkan adzan secara bergantian. Tak apalah, minimal seminggu
dua kali dan setiap ashar dulu. Insya ALLAH jika kami bisa mendirikan
SMP di sana, kami upayakan dzuhur juga rutin berkumandang adzan dan
sholat berjama'ah... (Amiin ya ALLAH, Taqobbal du’anaa…)
(wanna CRY. Com.....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar