Episode Kecacil….. Rabu, 23 Nopember 2011.
Hari ini istimewa, karena personil dari Jombang bisa berangkat semua.
Namun, tetap saja ada satu kendala, karena yang berangkat 5 orang dan
ganjil (3 perempuan dan 2 laki-laki), sedang motornya hanya 3…maka
pemberangkatan harus diatur, layaknya orang pergi
haji…(hehehe..*lebay.com). Rencananya, aku berboncengan dengan Lilik
atau Nisa dengan varioku. Mardi dan Indra menggunakan motornya Mardi dan
motor Indra dipakai oleh salah satu Nisa atau Lilik. Kami janjian di
Sengon untuk bertemu. Tapi, Nisa ternyata terhambat dalam perjalanan
dari angkot menuju Sengon, padahal waktu sudah hampir setengah satu dan
mendung mulai tampak di langit bagian barat dan selatan. Akhirnya
Mardi dan Indra berangkat lebih dulu, dengan motornya Mardi. Sedang aku
menemani Lilik menunggu Nisa. Ternyata sampai setengah satu lebih, Nisa
belum juga tiba, ditelpon tidak diangkat…Ya…mendungnya sudah bertambah
gelap. Dan, kuputuskan untuk berangkat lebih dulu, sedangkan Lilik
menunggu Nisa dengan motornya Indra. Aku hanya mengkhawatirkan
perjalanan yang terhambat karena hujan dan menyebabkan kami terlambat
sampai di balai desa sumbermiri. Bismillah, aku berangkat seorang
diri, dan ini pengalaman pertama bersepeda motor sendirian ke
sumbermiri. Langit tambah gelap… Sesampai di Bandar Kedung Mulyo,
rintik-rintik hujan mulai turun, kupaksakan tetap melaju, ternyata
tambah deras. Akupun berhenti dan memakai jas hujan..kukabari Lilik
bahwa di Bandar Kemul sudah hujan dan memintanya berhati-hati. Aku
melanjutkan perjalanan di tengah hujan deras dan deburan angin.
Melewati Kertosono, menuju Lengkong, hujan bertambah deras, ada
keinginan untuk berhenti karena pandanganku mulai terganggu…tapi semua
sudah terlanjur…terlanjur separuh jalan, terlanjur basah, terlanjur
berhujan-hujan…ya lanjut saja… Alhamdulillah, sampai di sekitar desa
Ketandan, hujan mereda, walaupun mendung masih merata. Mudah-mudahan
saat menanjak di Bangle nanti baik-baik saja.. Ternyata, ALLAH
Memudahkan perjalanan seorang diri ini. Jalan sepanjang hutan yang
sempat kutakuti (karena pernah terjatuh bersama Lilik setelah hujan),
ternyata dapat “kutaklukkan”…Dan…Subhanalloh..suasana hutan di tengah
cuaca mendung ini begitu syahdu…Cantik, indah, menentramkan hati…Satu
saat aku berencana menghabiskan waktu untuk tafakkkur di
tengah-tengahnya…sunyi sekali, mungkin seperti ini rasanya kesendirian
yang sesungguhnya…Asal ALLAH tetap bersama kita, rasanya tak mengapa…
O..ya, Indah dan Agus berhalangan BBM. Indah ke Jombang untuk kuliah
pengganti, sedangkan Agus, setiap Rabu memang tidak bisa ikut BBM karena
mengajar di Bimbel di Kertosono. BBM berjalan seperti biasa…di
tengah rintik gerimis…sholat ashar juga seperti biasa dan kami
melanjutkan BBM setelah sholat…Baru berjalan seperempat jam setelah
sholat, BBM tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran sebuah motor yang
mengangkut daun-daun yang diparkir di gerbang halaman balai desa…
Anak-anak berteriak “Kecacil! Kecacil! Kecacil!!!” dan mereka berlarian
menghampiri motor itu…Ajaib!!! Hampir semua berteriak kegirangan seperti
menemukan tambang emas…(hehehe…lebay dikit*).. Nisa yang penasaran
dan Mardi yang membawa handycam, menghampiri motor tersebut,
memperhatikan dan mengamati apa yang sebenarnya dipanggil-panggil
“kecacil” oleh anak-anak itu…. ! Aha!! Ternyata itu adalah tanaman
di hutan, yang berbuah hijau kecil-kecil. Jika kulitnya dibuka,
ditemukan buah berwarna kekuningan yang rasanya………….. kecuuuuutttt……
Aku, Indra, Lilik, Nisa, dan Mardi yang baru pertama kali melihat buah
“ajaib” itu ikut mencicipi sambil tertawa-tawa sipit menahan kecutnya
buah….(buah kaya gini bisa jadi rebutannya anak-anak???...). Kami
berlima akhirnya sepakat bahwa ini buah langka, yang hanya bisa
ditemukan di hutan, entah apa namanya dalam dunia botani ato bahasa
Inggris, yang jelas penduduk Sumbermiri menyebutnya KECACIL…
Kecacil, oh kecacil………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar