Sabtu, 19 April 2014

Episode Kecacil….. Rabu, 23 Nopember 2011.

Hari ini istimewa, karena personil dari Jombang bisa berangkat semua. Namun, tetap saja ada satu kendala, karena yang berangkat 5 orang dan ganjil (3 perempuan dan 2 laki-laki), sedang motornya hanya 3…maka pemberangkatan harus diatur, layaknya orang pergi haji…(hehehe..*lebay.com). Rencananya, aku berboncengan dengan Lilik atau Nisa dengan varioku. Mardi dan Indra menggunakan motornya Mardi dan motor Indra dipakai oleh salah satu Nisa atau Lilik. Kami janjian di Sengon untuk bertemu.     Tapi, Nisa ternyata terhambat dalam perjalanan dari angkot menuju Sengon, padahal waktu sudah hampir setengah satu dan mendung mulai tampak di langit bagian barat dan selatan.     Akhirnya Mardi dan Indra berangkat lebih dulu, dengan motornya Mardi. Sedang aku menemani Lilik menunggu Nisa. Ternyata sampai setengah satu lebih, Nisa belum juga tiba, ditelpon tidak diangkat…Ya…mendungnya sudah bertambah gelap. Dan, kuputuskan untuk berangkat lebih dulu, sedangkan Lilik menunggu Nisa dengan motornya Indra. Aku hanya mengkhawatirkan perjalanan yang terhambat karena hujan dan menyebabkan kami terlambat sampai di balai desa sumbermiri.     Bismillah, aku berangkat seorang diri, dan ini pengalaman pertama bersepeda motor sendirian ke sumbermiri. Langit tambah gelap…     Sesampai di Bandar Kedung Mulyo, rintik-rintik hujan mulai turun, kupaksakan tetap melaju, ternyata tambah deras. Akupun berhenti dan memakai jas hujan..kukabari Lilik bahwa di Bandar Kemul sudah hujan dan memintanya berhati-hati. Aku melanjutkan perjalanan di tengah hujan deras dan deburan angin.     Melewati Kertosono, menuju Lengkong, hujan bertambah deras, ada keinginan untuk berhenti karena pandanganku mulai terganggu…tapi semua sudah terlanjur…terlanjur separuh jalan, terlanjur basah, terlanjur berhujan-hujan…ya lanjut saja… Alhamdulillah, sampai di sekitar desa Ketandan, hujan mereda, walaupun mendung masih merata. Mudah-mudahan saat menanjak di Bangle nanti baik-baik saja..     Ternyata, ALLAH Memudahkan perjalanan seorang diri ini. Jalan sepanjang hutan yang sempat kutakuti (karena pernah terjatuh bersama Lilik setelah hujan), ternyata dapat “kutaklukkan”…Dan…Subhanalloh..suasana hutan di tengah cuaca mendung ini begitu syahdu…Cantik, indah, menentramkan hati…Satu saat aku berencana menghabiskan waktu untuk tafakkkur di tengah-tengahnya…sunyi sekali, mungkin seperti ini rasanya kesendirian yang sesungguhnya…Asal ALLAH tetap bersama kita, rasanya tak mengapa…     O..ya, Indah dan Agus berhalangan BBM. Indah ke Jombang untuk kuliah pengganti, sedangkan Agus, setiap Rabu memang tidak bisa ikut BBM karena mengajar di Bimbel di Kertosono.     BBM berjalan seperti biasa…di tengah rintik gerimis…sholat ashar juga seperti biasa dan kami melanjutkan BBM setelah sholat…Baru berjalan seperempat jam setelah sholat, BBM tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran sebuah motor yang mengangkut daun-daun yang diparkir di gerbang halaman balai desa… Anak-anak berteriak “Kecacil! Kecacil! Kecacil!!!” dan mereka berlarian menghampiri motor itu…Ajaib!!! Hampir semua berteriak kegirangan seperti menemukan tambang emas…(hehehe…lebay dikit*)..     Nisa yang penasaran dan Mardi yang membawa handycam, menghampiri motor tersebut, memperhatikan dan mengamati apa yang sebenarnya dipanggil-panggil “kecacil” oleh anak-anak itu….     ! Aha!! Ternyata itu adalah tanaman di hutan, yang berbuah hijau kecil-kecil. Jika kulitnya dibuka, ditemukan buah berwarna kekuningan yang rasanya………….. kecuuuuutttt……     Aku, Indra, Lilik, Nisa, dan Mardi yang baru pertama kali melihat buah “ajaib” itu ikut mencicipi sambil tertawa-tawa sipit menahan kecutnya buah….(buah kaya gini bisa jadi rebutannya anak-anak???...). Kami berlima akhirnya sepakat bahwa ini buah langka, yang hanya bisa ditemukan di hutan, entah apa namanya dalam dunia botani ato bahasa Inggris, yang jelas penduduk Sumbermiri menyebutnya KECACIL…     Kecacil, oh kecacil………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar