Sabtu, 19 April 2014

EPISODE HUJAN.....

Sabtu, 29 Oktober, aku berangkat dari rumah sudah tergesa-gesa. Langit mulai mendung. Sepeda motor yang kutunggu sejak jam 12 siang, datang lebih 15 menit dari rencana. Jadilah serba tergesa berangkat, karena masih harus menjemput Lilik yang menunggu dekat masjid alun-alun.
Dua jas hujan sudah kusiapkan begitu melihat langit benar-benar gelap. Dan Setan? Tentu saja mulai menggoda sejenak agar aku tidak berangkat dan meminta untuk menng-sms Lilik agar tidak berangkat saja..Tapi, ooo..tidak bisa, aku tidak boleh kalah dengan bisikan-bisikan itu. Dengan bergegas, aku berangkat, dan setan pun kalah.
Sampai di perempatan Djoyo Asri, kulihat Lilik sudah menunggu di trotoar pinggir jalan. Kuhentikan motorku di depannya. Baru saja Lilik naik di boncengan, rintik air pun turun.. (Alhamdulillaah, akhirnya hujan di Jombang, ini yang kutunggu berminggu-minggu ini). Aku tetap menyetir, tapi…..kok, hujannya tambah deras.
“Mandek yo Lik (berhenti ya Lik), pake mantel…” kataku pada Lilik.
“Ya Bund, hujannya kaya gini, ntar basah semua..”
Kamipun berhenti di depan kantor DEPAG Jombang dan segera menggunakan jas hujan. Oleh karena perjalanan hujan deras, aku tidak mungkin menyetir, karena pandanganku jelas akan terganggu. Jadilah Lilik yang menyetir di tengah hujan yang cukup deras itu.
Ternyata, jalan raya yang kami lalui, sudah banyak tergenang air di sana-sini. Dengan mobil dan bis-bis yang melaju di samping kami, jadilah kami “korban” cipratan genangan oleh mobil dan bis-bis itu. Basahlah kaos kaki, sandal, dan segala hal yang ada dekat kaki..(he..he..he..). Di daerah Bandar Kedung Mulyo, beberapa pohon tumbang, dan menghalangi jalan. Bahkan ada warung pinggir jalan yang atap sengnya semrawut karena terjangan angin yang datang bersama hujan. Beberapa tiang listrik, juga mulai miring. Mengerikan..
Alhamdulillah sampai juga di Kertosono, dan hujan mulai berkurang intensitasnya, daaaaaannn...ajaib!!, begitu sampai Lengkong, ternyata disana tidak hujan..(hadeehhh).
Dengan masih menggunakan jas hujan, kami tetap melaju. Dan di Pasar Lengkong, malah kering kerontang, benar-benar siang hari dengan matahari bersinar terang…
            Mengingat perjalanan kami sebelumnya sudah diperlambat karena hujan, maka kami tidak berniat berhenti untuk melepas jas hujan. BIarlah kami tetap pakai sampai sumbermiri, tapiiiii…..akibatnya, kami jadi perhatian sepanjang jalan (GeeR abiiiisss…). Lha, panas-panas kok pake jas hujan ya…
Sejak Pasar Lengkong, aku menggantikan Lilik menyetir, tapi, waktu mulai menaiki Bangle, dan jalan “ajaib” mendaki, Lilik kembali menjadi ridernya sampai kami tiba di Sumbermiri…Terang dan cerah di sana!!
BBM berjalan seperti biasa, hanya saja saat jam terakhir di mana aku mengajar IPS kelas 3, aku dapat kejutan dari Rois. Dia mengeluarkan sebuah mangga dari tasnya, ditunjukkanya padaku sambil tersenyum. “Wah, mangga…., ini buat bunda ya Is?” tanyaku. Rois senyum-senyum…(ganteng banget siy..)..”Is, mangganya ini buat bunda?”…”Iya Bund, buat bunda…,” katanya. Diberikannya mangga itu padaku. “Waah, terima kasih ya Is…baik banget siy kamu,” pujiku. “hehehe..,” Rois masih tersenyum.
“Cuma satu? Buat bunda tok to ini?”, tanyaku. “Iya,” Rois mengangguk. “…Asiiikk, yang laen gak boleh ngiri!!”, kataku sambil menunjukkan mangga itu ke Lilik, Lilik tertawa sambil manyun (gimana caranya ya…hehehe..)
Thank U Rois….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar