Senin, 21 April 2014

Tulisan para mentor dalam rangka setahun MAIL (dalam majalah MAIL 2):



ANAK-ANAK ITU BEGITU  MENJERATKU
Oleh: Bunda Sari
                Fragment 1:
                Anak-anak itu berlarian, mereka senang sekali bergerak. Bahkan tak bisa duduk tenang dan diam saat pembelajaran berlangsung. Kadang diantara mereka melamun, kadang matanya menatap hal lain-bukan aku,ataupun papan tulis. Mereka adalah anak-anak kinestetik, anak-anak alam yang lebih banyak dibesarkan oleh lingkunganya, bukan orangtuanya.
                Jika anak-anak semacam itu kita labeli “nakal”, dan kita dengan sengaja mengatakan bahwa anak-anak seperti itu tidak akan mungkin bisa dididik dengan baik, tidak akan bisa menjadi pintar, sehingga menghindar dari mendidik dan mengajari anak semacam itu; bagaimanakah mereka akan berkembang dan mengetahui hal-hal yang baik?
                Fragment 2:
                Anak-anak itu, mereka berangkat ke sekolah setiap hari. Di SD Negeri yang masih terletak di desa mereka. Untuk yang tinggal agak jauh di desa Bendorayut, Suruh, dan Kalimati, mereka harus rela berjalan kaki dulu dengan “medan” yang luar biasa sejauh 3-5 km dari kediaman mereka. Setibanya di sekolah, guru mereka terkadang belum datang, datangpun lebih sering tidak memberi pelajaran sesuai kurikulum. Kelas lebih sering ditinggal kosong, pak Guru pun ngopi di kantor. Istirahat bisa sampai lebih dari setengah jam, jam sebelas atau setengah dua belas mereka sudah dipulangkan.
                Apa yang mereka dapatkan di sekolah? “Di sekolahku, pelajaran bahasa Inggris ndak ada gurunya Bund.” “Bu guru loh bilang 1 pangkat tujuh itu tujuh Mbak,” celoteh anak-anak itu. “IPS nya gak diajarin yang ini kok Bund..”.Begitulah, mereka bersekolah, kadang dengan perjuangan yang luar biasa. Dan mereka bukanlah anak-anak bodoh, yang tak sanggup mencerna pelajaran. Tapi kondisi sekolah dan lingkungan membuat mereka –yang bersekolah di SD Negeri itu – selama ini mendapatkan hasil Ujian Nasional yang pas-pasan.
                Apakah salah anak-anak itu jika hasil Ujian Nasional mereka pas-pasan? Tentu bukan. Lalu apakah akan kita biarkan mereka mendapatkan pendidikan ala kadarnya, sedangkan diantara mereka ada anak-anak yang kepandaiannya istimewa?





                Fragment 3:
                Sebentar lagi Ujian Nasional, anak-anak itu terlihat santai saja menghadapi momen Ujian pertama terbesar dalam “karir pendidikan” mereka. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh lingkungan mereka yang memang belum merasa pendidikan menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia. Hal yang sehari-hari dilihat anak-anak itu adalah “senior” mereka yang lulus SD menikah, punya anak lalu kerja serabutan. Atau, melanjutkan ke SMP/MTs yang jaraknya sekitar 13,5 km tapi lebih sering bolosnya, main-main di sekolah, dan kemudian luluspun syukur bisa melanjutkan, kalau tidakpun bekerja serabutan. Sedangkan yang lainnya, tidak melanjutkan sekolah, bekerja serabutan, atau nongkrong-nongkrong di warung. Dengan lingkungan yang sedemikian, maka wajar toh anak-anak itu merasa Ujian Nasional itu ya “bukan apa-apa”.
                Pun sekolah menambah parah “kesantaian” mereka. Guru mereka di sekolah, jauh-jauh hari sebelum Ujian Nasional sudah “melegalkan” NYONTEK BERSAMA buat mereka. Anak-anak itu bercerita bahwa sering sekali guru mereka menyarankan,”nanti kalau Ujian, nyontek ndak apa-apa. Lihat buku juga ndak apa-apa. Asal jangan ramai, jangan ribut.”
                Bagaimana mungkin saran yang demikian membuat anak bersemangat untuk belajar? Untuk berusaha? 





Lalu, siapakah yang akan membenahi mindset (cara berpikir) mereka itu? Siapa yang akan menyadarkan arti moralitas dalam kehidupan anak-anak itu, jika sekolah saja gagal memainkan perannya untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan?
                Fragment 4:
                Anak-anak itu, sehari-harinya lebih banyak dididik oleh orang-orang di sekitar mereka. Kebanyakan dari mereka, orangtuanya bekerja mencari kayu sampai ke tengah hutan, dan baru kembali di sore hari setelah asar. Praktis mereka jarang berinteraksi dengan anak-anak mereka.
                Bagi orangtua yang di rumahpun, mereka belum tentu dapat “berdekatan” dan “berbagi nilai-nilai” kehidupan pada anak-anak mereka. Pertama, mereka disibukkan dengan urusan rumah tangga. Dan kedua, mereka tidak tahu; juga tidak mengerti bagaimana menjalin kedekatan atau berbagi nilai-nilai kehidupan dengan anak-anak mereka. Kehidupan mereka yang 24 jam sehari, 7 hari seminggu berada di lingkungan tengah hutan, membuat mereka “tidak banyak” tahu perkembangan dunia luar. Para oranng tua itu, mana tahu mereka tentang psikologi anak, mana tahu mereka tentang tumbuh-kembang anak, mana tahu mereka tentang cara-cara mendampingi anak belajar, mana tahu mereka tentang masa emas perkembangan otak anak, mana tahu mereka tentang otak kiri-otak kanan berikut cara menstimulusnya.
                Mereka mana tahu apa yang menjadi kurikulum/materi pelajaran anak-anak mereka di sekolah. Mereka tidak ada yang mengingatkan bahwa orangtua sesungguhnya menjadi “model” bagi anak-anaknya dan orang tualah yang sebenarnya menjadi “pendidik utama” bagi anak-anak mereka di rumah.
                Lalu, apakah salah mereka semata karena tidak tahu semua itu? Toh, kebanyakan dari mereka hanyalah lulusan SD, dan mereka sudah terbebani dengan urusan mencari nafkah untuk keluarga. Mereka tidak mungkin punya pemikiran untuk mendatangkan psikolog anak, atau praktisi perkembangan anak, atau berkonsultasi dengan para ahli untuk berbagi cara mendidik anak-anak mereka. Pun tidak bisa berharap mereka dengan kesadaran sendiri membaca buku-buku tentang psikologi dan perkembangan anak sebagai tambahan pengetahuan dalam mendidik anak-anak.
                Berbeda sekali dengan kondisi orangtua di kota, yang mereka selalu up-date hal-hal tentang pendidikan dan perkembangan anak. Mereka bisa ikut pelatihan, seminar, workshop tentang anak-anak yang menjamur diadakan oleh sekolah, EO, ataupun lembaga-lembaga pelatihan. Orang tua di kota yang sibuk dan tidak dapat mendampingi anak belajar, dapat dengan mudah memasukkan anak-anaknya di bimbingan belajar bonafide agar anak-anak mereka lebih pintar. Mereka dapat membeli buku-buku terkait psikologi anak, bisa membeli rekaman/video cara-cara bermain atau menstimulus otak anak. Mereka bisa mendapatkan dan membeli beragam sarana bermain dan pendidikan untuk anak-anak mereka.
                Jadi, akankah kita salahkan “nasib” dari anak-anak itu yang lahir dari orangtua yang tinggal di tengah hutan? Akankah kita Cuma bisa menyalahkan “takdir” anak-anak itu yang terlahir dari orangtua yang tidak mengerti dan tidak tahu apa-apa tentang pendidikan? Tidakkah ada sedikit rasa simpati dan belas kasih kita pada mereka?
                Fragment 5:
                Anak-anak itu malu-malu ketika diantara mereka diminta untuk melantunkan adzan. Kebanyakan dari mereka mengatakan tidak bisa. Ada lagi yang berkata takut salah. Dan akhirnya, yang adzan adalah salah satu mentor MAIL.
                Bukan salah anak-anak itu sudah kelas 5 atau 6 SD tak bisa adzan. Mereka tidak biasa mendengarkan lafadz 








adzan itu. Satu-satunya masjid yang berdiri di desa mereka, boleh dibilang “tidak pernah” digunakan untuk sholat rutin. Masjid hanya ramai saat tarawih-di malam-malam awal- dan saat sholat ied satu tahun dua kali. Selebihnya, masjid sangat jarang digunakan untuk sholat berjama’ah.
                Para orang tua di sana terbiasa berangkat pagi ke hutan untuk mencari kayu ataupun bertani dan kembali sore hari menjelang magrib. Sedangkan remaja-remajanya sangat-sangat sedikit (untuk tidak menyebut tidak ada) yang menunaikan sholat di masjid. Dan anak-anak itu, dari siapa mereka mendengarkan lafadz adzan? Dari siapa mereka belajar tentang sholat, bacaan dan gerakannya? Siapa yang akan mengajari mereka tentang keutamaan sholat berjamaah? Sementara orang-orang di sekitar mereka tidak memberi contoh tentang hal itu?
               
Begitulah, kurang lebih kondisi anak-anak sumbermiri itu. Tak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka atas banyak ketidaktahuan yang mereka miliki. Tak bisa semua kesalahan dibebankan kepada masyarakat desa itu, sebab sesungguhnya mereka “ada” di sekitar kita. Mereka hidup “bersama” kita, sedangkan kita lebih sering abai dan kecil peduli terhadap nasib anak-anak yang seperti itu. Padahal merekalah calon pemimpin bangsa ini, merekalah calon pemimpin di masa depan.
                Kesemua hal itulah yang membuatku “terjerat”, jatuh hati pada anak-anak lugu, lucu dan kinestetis itu. Bahkan aku seringkali lupa bahwa jarak antara aku dan mereka sebenarnya cukup jauh. Pun aku seringkali lupa bahwa waktu yang kupakai untuk menemui mereka terkadang dipandang orang amat berlebihan dalam semesta waktu kehidupanku.
                Biarlah...dan memang hanya itu yang bisa kulakukan untuk anak-anak istimewa dan hebat itu. Bahkan sekalipun aku bermimpi dapat memberi lebih, dan lebih, dan lebih lagi bagi mereka...toh aku harus segera tersadar atas realita bahwa aku tak se-“super” yang aku mau. Bahwa banyak keterbatasan-keterbatasan yang kulakukan. Dan Cuma bersama anak-anak itu, sedikit berbagi ilmu dan nilai, membimbing mereka hal-hal kecil, membuatku sadar...bahwa di belahan bumi lain di negri ini, masih banyak anak-anak yang bernasib sama seperti mereka, dan entahlah bagaimana keadaannya mereka itu...

LOMBA MENULIS ANAK2 MAIL (VERSI SLTP 6-10): "KISAHKU BERSAMA MAIL"



NO. 6:

 “KISAHKU BERSAMA MAIL”

Waktu pertama aku ikut MAIL, 13 Agustus 2011, itu hal yang paling menyenangkan aku, dan teman-teman sangat senang mengikuti MAIL..MAIL membantu kami belajar.
Guru kami adalah: Bunda Sari, Kak Lilik, Mbak Indah, Kak Enny, Kak Melinda, Kak Indra, Kak Mardi, dan Kak Agus.
            MAIL membantu menambah pengetahuan kami dalam belajar dan pengetahuan. ,karena itu kami selalu ikut MAIL. Dan MAIL selalu mengingatkan kami, jika kami belum sholat. Guru yang mengajar kami pun sabar, dan mereka rela datang ke Sumbermiri hanya untuk mengajar kami… rela meninggalkan keluarganya demi kami . Tapi kami susah dibilangi, padahal mereka sudah merelakan waktunya bersama keluarganya demi kami, tapi (kadang) kami kurang menyadari semua itu.
            Dan mereka ingin anak-anak di Sumbermiri menjadi Lebih Baik dari anak-anak di kota-kota, mereka rela walau hujan, panas..tapi mereka tidak pernah menyerah.. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan Impian kami.
            Karena melakukannya dengan iklas, mereka selalu datang tepat waktu untuk mengajar kami,..tapi kami yang tidak bisa datang tepat waktu, meskipun orang tua kami selalu mengingatkan kami pas waktu Mail (an) tlah tiba dan kami segera Berangkat
Tapi sekarang guru kami cuma ada dua: Bunda Sari dan Kak Enny, sekarang mereka cuman berdua untuk mengajar kami. Mereka bersusah payah mengajar kami semua karena mereka cuman berdua.
Dan akhirnya mereka mengajak kami untuk belajar ke Jombang untuk kelas VIII dan sembilan karena di sana ada kak Farid dan kak Umi dan teman-teman RBGM.



                             NO. 7 :      “KISAH BERSAMA MAIL”

13 agustus 2011...Itulah hari yang sangat menyenangkan bagi anak-anak Sumbermiri…karena apa? pada hari itu desa kami didatangi relawan-relawan yang tidak kami tahu asal usulnya…,buat apa datang kemari….,dan siapa relawan2 itu datang. Kami pun diajak berkumpul di balai desa Sumbermiri, untuk apa kami berkumpul tentunya untuk berkenalan bersama relawan2 itu.
   Ternyata relawan itu banyakk sekali…saya sebutkan yaaa...,Bunda Sari, Mbak Lilik, Mbak Indah, Mbak Nisa’, Mbak Susi, Mas Mardi dan Mas Indra…. cukup banyak kaaan…?.
Nah pada hari itu relawan2 itu mengatakan akan membantu membimbing belajar di desa kami. Kami pun senang sekali. Tapii mbak-mbak dan mas-mas  itu bertanya pada kami, “mau dan siapkah belajar bareng bersama kami???”….Kami pun menjawab dengan bahagia dan senang, ”siaaaappp”. Nah pada hari itu ditetapkan nama belajar itu dan hari apa saja yang akan (dipakai) belajar.
Nah ditetapkanlah nama belajar itu dengan Nama ”MAIL “. MAIL Itu ada singkatannya loo…. Singkatannya ”RUMAH ILMU INSAN MULIA” …Bagus kan?  dan hari Rabu dan Kamis (untuk belajar).
Kami pun senang sekali  dengan akan diadakannya acara itu, walau dalam benak kami takuut sekali dengan relawan2 itu. Kami mikirnya, jika kami Les nanti guru2nya akan marah2, bentak2….apalah itu… Dan hari pertama les pun tiba tentunya hari Rabu dan  relawan itu datang semua. Nah pukul 13.00 kami siap untuk belajar, pada saat itu aku, Rika, Endang, Agung, Yayuk, Yuga, Ribut, Silvi masih kelas VI, kami semua takut deg-degan.
Pada saat itu kami diajar Mbak Nisa’ kami belajar “MATEMATiKA” kami pikir guru-guru itu jahat, padahal baik-baik.  Pada saat itu kami kelas VI akan melangsungkan Ujian Nasional… puji tuhan relawan2 itu datang… Pada saat itu, kami harus tekun untuk ujian. Satu tahun telah kami belajar bersama MAIL dan hari ujian semakin dekat dengan ujian .
Akhirnya Bunda mengadakan les penuh untuk kelas VI. Pada saat itu hari lesnya diganti Rabu dan Sabtu. Hari Sabtu les sampai jam 18.00, selesai les langsung Magrib-an. Setelah Magrib-an kami pulang, sampai di rumah istirahat. Dan kami langsung sholat Isyak, setelah itu kami les lagi di rumah mbak Indah bersama Bunda. Pada saat itu Bunda tidak langsung pulang, Bunda menginap di rumah mbak Indah bersama syamil dan mbak lilik sampai jam sembilan . Sseusai itu kami pulang, dan tidur. Dan pagi harinya setelah sholat Subuh kami les sama Bunda (lagi) dan mbak Indah…setelah les kami ngajak untuk main ke kali untuk mendinginkan pikiran…Setelah itu kami pulang dan makan pagi dan acara itu terus dilakukan secara terus menerus.
Subhanalloh perjuangan Bunda Sari pada anak2 Sumbermiri sangat berjasa… tidak pandang hujan, panas…. padahal anak bunda ada lima, masih kecil lagi…. Di rumah sama suaminya Bunda…kadang suami Bunda ada kerjaan di luar kota,… bagaimanakah nasib anak2 Bunda….kami tak tahu. Bunda bela-belain ke Sumbermiri dan meninggalkan anak dan suaminya. Dan itu bukan bunda saja, tapi semua relawan2, yang bela-belain datang ke Sumbermiri…mereka rela meninggalkan keluarga  yang amat jauh jaraknya  dari sumbermiri.
Sebelum melaksanakan ujian kami kelas 6 pergi ke Surabaya, tujuanya untuk menghadapi ujian, kami akan ke Masjid Agung Surabaya. Kami berangkat bersama mbak Indah, mbak Lilik dan sampai di lengkong kami sudah dijemput Mas Indra- membawa mobilnya bunda. Yang ikut (saat itu) ada mbak Lilik, mbak Indah, Bunda, mas Indra, mas Mardi, Aku, Rika, Silvi, Endang, Yuga, Ribut & Agung. Sampai di Surabaya, kami langsung menuju Masjid Agung Surabaya, cuaca pada saat itu amat buruk, karena apa ? di situ hujannya amat deras. Saat itu pas waktu sholat ashar kami langsung sholat selesai sholat, aku ketemuan dengan masku namanya Arif,karena masku sekolah di surabaya itu. Aku nganterin jajan untuk masku.
   Setelah itu kami menuju untuk ke CITO untuk nonton bioskop ”NEGERI LIMA MENARA”, bioskopnya bagus banget. Setelah itu  kami langsung untuk melanjutkan untuk pulang, dari sana kami pulang jam 07.00 sampai dirumah jam 00.00 kami pun langsung tidur.
   Yang paling aku suka saat akan diadakan outbond, kami pun masuk ke hutan –hutan yang sangat indah. Kami harus melalui pos I ke pos lainnya. Satu per satu pos telah kami lewati dengan hati senang …tapi capek sichhh. Setelah itu kami akan bermain flaying fox. Aku sempat takut, karena saat itu hujan deras dan pohon2nya itu licin2 banget-kami harus memanjat pohon yang tinggi dan besar. Aku hanya dibantu dengan seutas tali yang akan mengikat ke jaring2 yang akan dibuat seluncur. Akupun mulai naik… adduh hatiku takut dan gemeteran, tapi dengan hati-hati aku naik kepohon itu….Sampai di atas aku diikatkan tali untuk seluncur oleh orang yang sudah naik dan membantu di atas. Dan pada saat itu kedinginan, dan waktu akan seluncur akan aku lewati….daan mulai aku mulai seluncur wawwww!!!! Tak kukira pada saat di atas ennnakkk banget… tak mau turun dech pokoknya…J …dan anak mail pun sudah mencoba dengan hati senang. Aku sangat senang karena teman2ku bisa tersenyum lepas di tengah-tengah hutan. Dingin tak terasa karena diwarnai dengan senyuman-senyuman dari teman2ku yang sangat aku sayangi. Dan waktu pun mulai sore kami semua pun pulang berjalan bersama-sama dengan orang yang banyak. Aku pun tiba di rumahku, langsung mandi dan istirahat.
   Nah… hari ini, hari yang menegangkan buat kami.. karena apa (?).. kami akan melakukan UJIAN NASiONAL.. dan paginya kami berdoa untuk mengerjakan soal-soal ujiannya…”AllHAMDULLILAH” aku lancar mengerjakan soal2 itu dengan lancar dan ujian pun telah selesai. Waktu penerimaan hasil ujian atau kalau aku sih bilangnya Danem…”ALLHAMDULILLAH” aku mendapatkan nilai yang amat memuaskan: 23,66. Nah cukup banyak kan ?)…
Daaan masih banyyak lagi kenangan bersama MAIL..antara lain kemah bersama MAIL yang ada dari Jombang…. Kami sekolah di SDN Ngepung Satu, kami mulai memasang tenda-tenda untuk berteduh dan istirahat. Malam pun sudah datang  dan waktunya membakar kayu  Api Unggun. Setelah api unggun, hujan pun datang  tak kami duga2..gak asikk….(karena) kita gak jadi tidur di tenda karena takut kehujanan dan tanahnya otomatis basah. Akhirnya kami tidur di dalam  kelas, kami pun mulai tidur, (karena) kita harus bangun jam 03.45.. Kami pun bergegas ke masjid untuk sholat Tahajud, setelah sholat Tahajud kami melakukan sholat Subuh setelah itu kami melakukan renungan malam.
Dan paginya kami jalan2 ke hutan untuk lari pagi setelah itu kami melaksanakan senam pagi dan acara telah kami lewati dengan lancer. Acara pun telah usai. Kami pun melaksanakan sholat Dzuhur, setelah itu kami pulang ke rumah masing2, dan aku pun langsung istirahat.
                                      Sekian
MaiL is the best
MAIL MAJU TERUS
PANTANG MENYERAH
JANGAN PERNAH TINGGALKAN KAMI



                          NO. 8 :  KISAHKU BERSAMA MAIL


            Pada  saat aku pertama ikut MAIL , aku sangat takut sama Guru les(nya), Namanya kak Mardi.  Dia sangat gemuk, wajahnya seram, dan dia saat berteriak gendang telingaku hampir pecah...! dan ada lagi Namanya kak Indra, dia guru B.Inggris. Kak Indra itu kalau lihat saya bawaanya tu mau gigit saya aja.
Setelah beberapa minggu kemudian aku merasa tidak takut lagi....!!! karena semakin lama mereka lucu ...mereka sangatlah baik;  tidak seperti yang kukira. Kelamaan bercanda aku dan teman2 tidak jadi belajar! Tak lama kemudian aku dan teman2 Sholat Ashar berjamaah, waktu itu aku ditunjuk jadi imam.
Waktu itu aku pernah dimarahi sama guru matematika namanya Agus.. gara2, Aku gak mau diajar sama (mas) AGUS,.dia sangat ………………............................................ (mohon maaf kena sensor karena emosi yang meluap-luap sehingga tulisan dan kalimatnya tidak layak untuk ditampilkan…)

                                   

 NO. 9 : KISAHKU BERSAMA MAIL..

SAYA DIAJAK DISURABAYA DAN DIAJAK DI JOMBANG Sama DI MASJIt AGUNg
SAMA BUNDA DAN SAMA BAK INDA,MAS AGUS SAMA MS INDRA
SAyA DIaJaK API unggun Sama mBAK LiLiK
SAYA DIAAJAK FLAIgFOK di  PUNCAK GUnung   




                       NO. 10 :  PENGALAMAN/CERITA PADA SAAT MAILAN

Dulu ketika aku masih di kelas 6 SDN Ngepung I aku bertemu dengan orang-orang temannya mbak Indah. Mereka Membentuk komunitas yang bernama “MAIL” yang artinya RuMAh Ilmu. Pada saat itu sedang diadakan pondok Romadhon. Di acara itu acaranya berlangsung meriah dan seru sekali. Di acara itu banyak hadiah yang dibagikan kepada Anak-Anak Sumbermiri. Dan pada suatu hari, MAIL itu menjadi sarana Belajar anak-anak Desa.
Selang beberapa lama MAIL mengadakan outbond..Jelajah di hutan sambil quiz-quiz , menanam bersama, flaying fox. Di acara itu sangatlah seru sekali. Anak-anak Desa sangat bahagia. Dan pada Hari itu juga diumumkan anak-anak yang akan pergi berlibur ke Jombang…Ternyata Aku, Tika,dan Ribut mendapat kejutan dari MAIL.
            Saat itu kami bertiga disuruh mencari selembar kertas, kami tidak tahu apa isi kertas itu. Kami sangkanya mencari kertas itu adalah Hukuman Kapten Regu. Kami mencari cari keberadaan kertas itu sambil menangis-nangis.
Dan akhirnya, kertas itu ditemukan oleh Ribut, kemudian kertas itu dibuka dan dibaca bersama…Ternyata kertas itu bertuliskan:          “SELAMAT KALIAN BERANGKAT KE JOMBANG “….Horee… kami sangatlah senang. Dan esoknya kami berangkat ke Jombang. Kami mengunjungi TW (pemandian Tirta Wisata-red), Alun-alun dan lain-lain.
Dan selang beberapa bulan kemudian aku dan teman-teman sekelasku diajak ke SURABAYA. Di sana kita diajak ke CITO. Menonton Film Negeri 5 MENARA. Kegiatan itu dilaksanakan agar anak-anak semanat belajar. Agar  semangat belajar untuk kelulusan Ujian Nasional. Setiap hari kami belajar, belajar, dan belajar. Dan Guru-Guru MAIL berkata ”MAN JADA WA JADA” Barang siapa sungguh sungguh dia pasti akan berhasil.
            DAN ternyata aku mendapat nilai yang bagus. Dan aku mendapat hadiah dari MAIL. Aku akhirnya duduk di kelas 7, pada ketika itu MAIL mengadakan PENSI di Kertosono anak-anak MAIL diikutsertakan dalam acara itu. Kami sangat bangga, tapi kecewa. Bangganya aku bisa tampil di depan orang banyak...
Hari-hari terus berlalu dan akhirnya ada halangan dalam MAIL…saat itu MAIL dinyatakan BUBAR… saat itu hatiku gimana gitu.perasaanku sangat sakit…
            MAIL berhenti selama kurang lebih tiga Bulan...pada suatu hari orang tua wali Mail datang berkunjung ke Rumah Bunda Sari. Kedatangannya mengharap agar Bunda mengajar kami lagi. Dan akhirnya bunda mau, dan Bunda di temani oleh mbak Eny. Pada saat itu Mail hanyalah ada 2 guru saja, tetapi kegiatan Belajar terus berlangsung sampai saat ini. Di dalam MAIL aku memperoleh Pengalaman yang luar biasa dan pengalaman itu akan berguna untuk ke depan nanati.
            Pengalaman itu berupa:
-Pelajaran
-Perjuangan Bunda dan Mbak Eni ke Sumbermiri
-Memasak
-Dan pengalaman lainnya
            Kesan pesan aku:
-kesanku aku sangat senang dengan adanya MAIL yang telah membuat aku mempunyai wawasan yang luas.  Dan aku menjadi punya Prestasi di sekolah. Aku masih bisa menduduki 10 besar/15 besar dari 32 Murid. Dan sekelas aku anaknya pandai semua, jadi sulit untuk Bersaing
PESAN ku PADA MAIL:
Bunda, Mbak Eni jangan bosan pada kami
Semoga MAIL SLALU JAYA
            SELAMANYA

LOMBA MENULIS ANAK2 MAIL (VERSI SLTP 1-5) : "KISAHKU BERSAMA MAIL"



Sabtu, 19 April 2014

SEGALA MEMORY..

Assalammu'alaikum...

Dengan "dibukanya" kembali Blog MAIL ini...kami berharap ada komunikasi dan silaturrahim yang terjalin antara MAIL dengan masyarakat-khususnya para donatur dan mitra MAIL selama ini..

Beberapa kisah yang ditampilkan ada juga yang "di-copas" dari MAJALAH MAIL yang diperuntukkan bagi para donatur...beberapa juga mungkin diambil dari kisah-kisah di laman facebook Rumah Ilmu Insan Mulia..

Mohon maaf jika beberapa cerita atau kisah mungkin "melukai" atau tidak berkenan bagi beberapa pihak..Ini kisah nyata-yang tidak mungkin kami rekayasa seperti kisah fiktif...Apa yang tertulis merupakan kesan batin, maupun pengalaman yang kami alami...

Terima kasih tak terhingga pada beberapa tim MAIL awal, yang sudah berjibaku menggagas berdirinya MAIL walaupun ujian dan rintangan begitu banyak menghadang:
* Mbak Indah
* Mbak Lilik
* Mbak Nisa
* Mbak Susi
* Mas Mardi
* Mas Indra
* Mas Agus...
Kalian tetaplah mentor2 hebat MAIL yang akan selalu dikenang oleh kami dan anak2 MAIL (terbukti anak2 masih sering menyebut-nyebut dan mengingat kalian...). Terima kasih atas berkenannya kalian untuk tertawa bersama, menangis bersama, berkeringat bersama, jatuh bersama, bangun bersama, berkeringat bersama, melangkah bersama, bergembira bersama....selama ini...Hanya ALLAH SWT Yang Sanggup membalas kebaikan2 kalian dengan segala kesempurnaanNYA...

Buat:
* Mbak Melinda
* Mbak Etis
* Mas Teguh
* Mas Heri
* Gus2 dari Ponpes Nglawak Kertsono: Gus Syekh, Gus Pudin, Gus,Anwar dkk..
* Mbak Ami
* Mbak Fitri
* Mbak Eka
* Mbak Ema
* Mas Cahyo
* MBak Dewi
* Mbak Hania
* Mbak Aida
* Mas Khoirul Anam
dan mentor-mentor lainnya...
Terima kasih sudah pernah menemani kami dalam beberapa acara dan kegiatan...Kalian juga hebat dan luar biasa.....

Betapapun  di hati kami dan anak2 MAIL tetap menginginkan kebersamaan dengan kalian semuanya...tentu "skenario" ALLAH adalah yang terbaik buat kita semua...Silaturrahim yang hangat akan selalu kami nantikan...dan segala memory bersama kalian akan tetap menjadi bagian dari perjalanan hidup kami, perjalanan  MAIL...kebersamaan kita-walaupun sesaat- tetaplah menjadi bagian episode kehidupan kami...

Mohon maaf atas segala kekurangan, khilaf kami dalam membersamai MAIL selama ini..semoga ALLAH Mengampuni kita semuanya...

20 April 2014

SMART HOLIDAY

Sarasehan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dulu...

Acara ini sudah lama sebenarnya. Dilaksanakan ketika liburan semester ganjil lalu. Awal Januari 2012. Tepatnya 3-4 Januari 2012. Acara ini untuk mengisi liburan anak-anak hebat itu. Selain untuk memperkenalkan "hal baru" bernama outbond dan sex education. 

Tanggal 3 Januari itu, kami memulainya dengan sarasehan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). Acara ini dilaksanakan di ruang kelas SDN. Ngepung 1 dan tentu saja yang diundang adalah anak-anak usia remaja. Acara dimulai setelah maghrib dan subhaanalloh, yang datang sekitar 30 remaja. Mereka mendapatkan pemaparan tentang reproduksi sekaligus bahaya-bahaya sex bebas. Mungkin ada yang bertanya, untuk apa semua itu disampaikan pada anak-anak yang tinggal di tengah hutan, di tengah lingkungan yang "undereducation"...Jangan salah teman...di tempat yang terpencil itu, dimana kita mungkin menyangka remaja disana lugu dan pemalu...Uppss..mungkin itu dulu, sebelum listrik masuk ke wilayah mereka, sehingga TV dan HP belum mempengaruhi pergaulan mereka. Tapi sekarang..anak-anak itu- remaja disana- bisa melihat dan menyaksikan bagaimana "anak-anak kota" bergaul, berinteraksi dan mereka bisa menirunya. Walhasil, yang namanya kasus MBA (married by accident) atau perselingkuhan pernah terjadi pada remaja maupun penduduk disana.. (sedih.com)

Maka dari itu, tim MAIL menganggap penting memberi pemahaman tentang reproduksi, bahaya sex bebas dan bagaimana menghindari sex bebas itu. Dan kegiatan sarasehan tanggal 3 Januari malam itulah jawabannya. Begitu masuk acara "inti", pserta dibagi dua dan menempati 2 ruangan yang berbeda. Yang perempuan mendapatkan pemaparan dari saya, sedang yang laki-laki mendapat pemaparan dari Indra-yang merupakan relawan MAIL sekaligus relawan PMI Jombang. Kami menggunakan "tenaga" kami sendiri, karena memang kami ingin menghemat biaya, sekaligus menghemat prosedur, pun memudahkan kami sehingga tidak mengantar-jemput pembicara karena perjalanannya itu...belum tentu sanggup dihadapi semua orang.

Alhamdulillah, acara berjalan baik. Dari peserta perempuan, terlihat sekali mereka semakin ingin menjaga diri dan berusaha menghindari sex bebas. Semoga saja...
#berharap kegiatan ini ada lanjutannya...mudah-mudahan ya...#

Episode Kecacil….. Rabu, 23 Nopember 2011.

Hari ini istimewa, karena personil dari Jombang bisa berangkat semua. Namun, tetap saja ada satu kendala, karena yang berangkat 5 orang dan ganjil (3 perempuan dan 2 laki-laki), sedang motornya hanya 3…maka pemberangkatan harus diatur, layaknya orang pergi haji…(hehehe..*lebay.com). Rencananya, aku berboncengan dengan Lilik atau Nisa dengan varioku. Mardi dan Indra menggunakan motornya Mardi dan motor Indra dipakai oleh salah satu Nisa atau Lilik. Kami janjian di Sengon untuk bertemu.     Tapi, Nisa ternyata terhambat dalam perjalanan dari angkot menuju Sengon, padahal waktu sudah hampir setengah satu dan mendung mulai tampak di langit bagian barat dan selatan.     Akhirnya Mardi dan Indra berangkat lebih dulu, dengan motornya Mardi. Sedang aku menemani Lilik menunggu Nisa. Ternyata sampai setengah satu lebih, Nisa belum juga tiba, ditelpon tidak diangkat…Ya…mendungnya sudah bertambah gelap. Dan, kuputuskan untuk berangkat lebih dulu, sedangkan Lilik menunggu Nisa dengan motornya Indra. Aku hanya mengkhawatirkan perjalanan yang terhambat karena hujan dan menyebabkan kami terlambat sampai di balai desa sumbermiri.     Bismillah, aku berangkat seorang diri, dan ini pengalaman pertama bersepeda motor sendirian ke sumbermiri. Langit tambah gelap…     Sesampai di Bandar Kedung Mulyo, rintik-rintik hujan mulai turun, kupaksakan tetap melaju, ternyata tambah deras. Akupun berhenti dan memakai jas hujan..kukabari Lilik bahwa di Bandar Kemul sudah hujan dan memintanya berhati-hati. Aku melanjutkan perjalanan di tengah hujan deras dan deburan angin.     Melewati Kertosono, menuju Lengkong, hujan bertambah deras, ada keinginan untuk berhenti karena pandanganku mulai terganggu…tapi semua sudah terlanjur…terlanjur separuh jalan, terlanjur basah, terlanjur berhujan-hujan…ya lanjut saja… Alhamdulillah, sampai di sekitar desa Ketandan, hujan mereda, walaupun mendung masih merata. Mudah-mudahan saat menanjak di Bangle nanti baik-baik saja..     Ternyata, ALLAH Memudahkan perjalanan seorang diri ini. Jalan sepanjang hutan yang sempat kutakuti (karena pernah terjatuh bersama Lilik setelah hujan), ternyata dapat “kutaklukkan”…Dan…Subhanalloh..suasana hutan di tengah cuaca mendung ini begitu syahdu…Cantik, indah, menentramkan hati…Satu saat aku berencana menghabiskan waktu untuk tafakkkur di tengah-tengahnya…sunyi sekali, mungkin seperti ini rasanya kesendirian yang sesungguhnya…Asal ALLAH tetap bersama kita, rasanya tak mengapa…     O..ya, Indah dan Agus berhalangan BBM. Indah ke Jombang untuk kuliah pengganti, sedangkan Agus, setiap Rabu memang tidak bisa ikut BBM karena mengajar di Bimbel di Kertosono.     BBM berjalan seperti biasa…di tengah rintik gerimis…sholat ashar juga seperti biasa dan kami melanjutkan BBM setelah sholat…Baru berjalan seperempat jam setelah sholat, BBM tiba-tiba dikejutkan dengan kehadiran sebuah motor yang mengangkut daun-daun yang diparkir di gerbang halaman balai desa… Anak-anak berteriak “Kecacil! Kecacil! Kecacil!!!” dan mereka berlarian menghampiri motor itu…Ajaib!!! Hampir semua berteriak kegirangan seperti menemukan tambang emas…(hehehe…lebay dikit*)..     Nisa yang penasaran dan Mardi yang membawa handycam, menghampiri motor tersebut, memperhatikan dan mengamati apa yang sebenarnya dipanggil-panggil “kecacil” oleh anak-anak itu….     ! Aha!! Ternyata itu adalah tanaman di hutan, yang berbuah hijau kecil-kecil. Jika kulitnya dibuka, ditemukan buah berwarna kekuningan yang rasanya………….. kecuuuuutttt……     Aku, Indra, Lilik, Nisa, dan Mardi yang baru pertama kali melihat buah “ajaib” itu ikut mencicipi sambil tertawa-tawa sipit menahan kecutnya buah….(buah kaya gini bisa jadi rebutannya anak-anak???...). Kami berlima akhirnya sepakat bahwa ini buah langka, yang hanya bisa ditemukan di hutan, entah apa namanya dalam dunia botani ato bahasa Inggris, yang jelas penduduk Sumbermiri menyebutnya KECACIL…     Kecacil, oh kecacil………